Belt Insektisida Ampuh Basmi Hama Serangga

Belt Insektisida Ampuh Basmi Hama Serangga. 081252271859 WA/SMS Pertanian Indonesia.

Pertanian Indonesia merupakan toko pertanian online yang menjual berbagai kebutuhan pertanian terlengkap dengan jaminan harga murah.

Belt insektisida produksi Bayer sudah teruji mempunyai kualitas yang tergolong unggul.

Produk insektisida Belt 480 SC sangat sesuai diaplikasikan untuk mengendalikan beraneka hama serangga.

Dapatkan segera insektisida Belt 480 SC harga murah hanya di toko tani Pertanian Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) sudah merilis laporan ekonomi di Indonesia. Ekonomi Indonesia mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 3,51 % secara year on year (y-on-y).

Sektor pertanian tercatat sebagai salah satu sektor yang selalu terus konsisten berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi. Terutama, selama masa pandemi virus Corona.

Berdasarkan pernyataan Kepala BPS Margo Yuwono, pada triwulan III 2021, sektor pertanian tumbuh sekitar ± 1,35 %.

Ketika triwulan II tahun 2020 pun sektor pertanian tumbuh sekitar ± 2,19 % saat awal masa pandemi.

Selama masa pandemi pun, ekspor pertanian terus mencatatkan pertumbuhan yang positif.

Kementan pun terus berusaha dalam menjaga tumbuhnya sektor pertanian serta menjadi penopang perekonomian Indonesia.

Menurut data Pemerintah per bulan Agustus 2020, jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia berjumlah ± 128,45 juta jiwa. 

Berdasarkan jumlah itu, 38,23 juta diantaranya berprofesi di sektor pertanian. Tidaklah mengherankan apabila sektor pertanian sangatlah penting untuk Indonesia.

Untuk bisa mengoptimalkan potensi hasil pertanian, tentunya proses budidaya tanaman perlu dilakukan secara baik serta benar.

Namun, terkadang beberapa masalah datang menghampiri serta mengganggu proses pembudidayaan tanaman.

Baca Juga : Jual Benih Tomat F 4736 F1 Harga Murah

Ancaman Serius Serangan Hama Serangga Pada Tanaman

ancaman,serius,hama,serangga,tanaman,pertanian indonesia

Ada cukup banyak ancaman serius yang dapat mengganggu jalannya proses budidaya tanaman. Salah satu bentuk ancaman serius itu adalah serangan hama serangga.

Serangga merupakan golongan hewan beruas yang memiliki tingkat kemampuan adaptasi sangat bagus.

Tubuhnya berukuran kecil dan menjadi hewan pertama di muka Bumi yang berhasil melakukan kolonisasi.

Serangga termasuk sebagai kelompok hewan paling bervariasi, bahkan spesiesnya jumlahnya mencapai > 1 juta spesies.

Diperkirakan jumlah spesies serangga yang sudah diketahui sekarang berjumlah 6 sampai 10 juta spesies.

Hampir semua lingkungan dapat menjadi tempat tinggal untuk serangga, meskipun terdapat pula sebagian kecil serangga yang hidup di lautan.

Serangga memiliki kemampuan berkembang biak yang sangat baik. Maka tidaklah mengherankan apabila jumlah populasinya hingga kini termasuk cukup besar.

Singkatnya siklus hidup serangga itulah yang menyebabkan jumlah populasinya sangatlah besar.

Sehingga, dalam kurun waktu cukup singkat dapat berkembang biak dengan sangat bagus.

Untuk petani sendiri, keberadaan hama perlu selalu diwaspadai. Walaupun tidak semua serangga tergolong merugikan, tetapi cukup banyak serangga yang bisa menyebabkan kerusakan bagi tanaman.

Kerusakan karena serangan hama serangga membuat petani merugi, entah dalam jumlah kecil hingga besar (bahkan hingga gagal panen).

Oleh karena itu, maka tidaklah salah bila petani menganggapnya sebagai salah satu musuh utama ketika membudidayakan tanaman.

Tentunya untuk mengatasi permasalahan tersebut petani perlu melakukan tindakan pengendalian secara tepat. Nah, ada cukup banyak cara yang bisa petani lakukan.

Contohnya saja semisal memasang perangkap serangga, memanfaatkan predator alami, melakukan rotasi tanaman, dan lainnya.

Nah, namun ada 1 cara yang belum kami sebutkan dan tergolong sangat umum dan efektif untuk digunakan. Lalu, cara apakah itu ?

Baca Juga : Obat Gibgro Untuk Cabe Produk Unggul Untuk Petani Cabai

Belt Insektisida Terbaik Untuk Petani

belt,insektisida,belt 480 sc,belt expert 480 sc,insektisida belt,pertanian indonesia

Salah satu cara ampuh dalam mengatasi permasalahan hama serangga adalah dengan mengaplikasikan insektisida berkualitas unggulan.

Cara ini termasuk praktis, efisien, efektif, serta mudah karena tidak terlalu sulit untuk dilakukan.

Tetapi, jangan memberikan dosis berlebihan ketika mengaplikasikan insektisida supaya tidak menyebabkan efek negatif.

Sampai hari ini saja, telah banyak beredar beraneka macam produk insektisida.

Nah, agar lebih mudah maka Pertanian Indonesia punya rekomendasi insektisida unggulan untuk Anda. Produk insektisida tersebut adalah insektisida Belt Expert 480 SC.

Insektisida Belt Expert 480 SC atau lebih dikenal sebagai Belt insektisida merupakan salah satu produk insektisida terbaik saat ini.

Belt insektisida ialah produk pestisida pembasmi serangga yang diproduksi oleh PT Bayer Indonesia, sehingga kualitasnya tidak perlu dipertanyakan.

Pestisida jenis insektisida Belt 480 SC punya 2 bahan aktif utama. 2 bahan aktif utama dari Belt 480 SC yakni flubendiamida 240 g/l dan tiakloprid 240 g/l.

Untuk bentuk formulasinya sendiri yakni pekatan suspensi putih kekuningan.

Kelebihan dari produk Belt 480 SC insektisida contohnya seperti :

  1. Belt Bayer insektisida merupakan ahlinya dalam mengendalikan sundep dan beluk
  2. Daya perlindungan Belt Expert 480 SC telah terbukti dapat diandalkan
  3. Bayer Belt Expert 480 SC sudah teruji serta terpercaya dalam menjaga hasil panen tetap optimal
  4. Insektisida Belt 480 SC bekerja sebagai racun kontak serta lambung
  5. Pengaplikasian Belt insektisida terbukti efektif mengendalikan beraneka macam hama serangga

Dengan beraneka kelebihan – kelebihan tersebut, insektisida Belt 480 SC sangat cocok petani pergunakan. Sangat menarik sekali, bukan ?

Hama Sasaran Pengaplikasian Belt Insektisida

Insektisida Belt 480 SC sangat cocok menjadi pilihan utama bagi petani karena sangat cocok untuk mengendalikan beraneka macam hama.

Hama sasaran pengaplikasian insektisida Belt 480 SC dapat segera terbasmi dengan pengaplikasian insektisida Belt 480 SC.

Contoh beberapa hama sasaran pengaplikasian insektisida Belt 480 SC yakni seperti :

  • Penggulung Daun

Penggulung daun (Cnaphalocrosis medinalis) sering juga dikenal dengan sebutan pelipat daun padi.

Umumnya, pelipat daun padi muncul di persawahan, terutama saat berlangsungnya musim hujan.

Adanya gulma berumput, lahan teduh, dan tingkat kelembaban yang tinggi akan semakin mendukung hama penggulung daun berkembang.

Pengaplikasian pupuk dalam jumlah berlebih mampu mendorong populasinya meningkat secara cepat.

Di lingkungan sawah tropis, pelipat daun padi akan aktif di sepanjang tahun. Tingkat suhu dan kelembaban yang optimal bagi perkembangannya yakni sekitar ± 25 – 29° C dan 80 %.

Tanaman padi muda dan masih hijau umumnya lebih banyak terserang oleh hama penggulung daun.

Ngengat dewasa / imagonya mempunyai panjang yang hampir sama dengan ukuran kuku manusia.

Telur – telurnya umumnya terletak pada ujung daun. Ulat melipat daun di sekitarnya, lalu merekatkan tepian daun memakai benang sutra miliknya.

Berikutnya, larva akan mulai memakan di dalam daun yang sebelumnya telah mereka lipat / gulung.

Akibatnya, pada helai daun akan muncul garis memanjang berwarna keputihan serta transparan. Terkadang, daun tergulung dari ujung hingga bagian pangkal.

Keberadaan kotoran maupun telur berbentuk cakram yang diletakkan secara sendiri – sendiri juga tergolong sebagai gejala infeksi.

  • Penggerek Batang

Penggerek batang (Sciporphaga incertulas) merupakan salah satu hama utama musuh utama petani padi.

Larva ini banyak dijumpai pada tanaman ataupun tunggul di lingkungan berair yang airnya terus menggenang.

Di sekitar bagian daun larva muda akan membungkus tubuhnya. Kemudian, mereka akan melepaskan diri dari tanaman serta menjatuhkan diri ke permukaan air.

Berikutnya, larva akan menempelkan diri ke pangkal tanaman baru serta menggerek batang.

Lahan dengan kandungan nitrogen tinggi sangat rentan terserang oleh hama penggerek batang.

Lahan yang ditanami terlambat pada musim tanam juga akan semakin mendukung penggerek batang berkembang.

Kerusakan karena gigitan pada pangkal tanaman maupun di sepanjang batang tanaman.

Akibatnya, anakan pun mati saat fase vegetatif (sundep) dan malai tak terisi berwarna keputihan (beluk) ketika tahap reproduksi.

Setelah menetas, larva akan masuk ke dalam pelepah daun dan memakan permukaan bagian dalam batang. Lubang kecil dan kotoran bisa diamati pada jaringan tanaman yang rusak.

Larva dapat berpindah dari 1 ruas ke ruas lainnya. Saat tahap vegetatif, kegiatan makan larva tidak menimbulkan gejala yang terlihat.

Namun, hal tersebut akan membuat energi dan hasil panen akhir bisa terpengaruh.

  • Lalat Bibit

Lalat bibit (Hydrellia spp.) menjadi salah satu hama padi yang tergolong sangat meresahkan.

Hal itu bisa terjadi karena lalat bibit menyerang tanaman yang baru muncul pada permukaan tanah ataupun tumbuhan madu / baru disemai.

Tubuh imago betina panjangnya berkisar ± 2,5 – 4,5 mm. Biasanya, ukuran tubuh imago betina lebih besar ketimbang ukuran tubuh sang pejantan.

Telur akan imago betina letakkan secara tunggal di bawah permukaan ataupun pada batang padi dekat permukaan air atau tanah.

Dalam sekali bertelur, seekor lalat betina mampu menghasilkan sebanyak 7 – 22 butir. Bahkan, kadang mampu mencapai 70 butir apabila kondisi lingkungan memungkinkan.

Telur lalat bibit bentuknya lonjong seperti pisang dengan warna keputih – putihan.

Peletakan telur biasanya terjadi saat sore hari ketika menjelang tenggelamnya matahari, yakni sekitar jam 4 sore hingga 7 malam.

Telur dapat menetas 33 jam setelah peletakan hingga 4 hari dan berwarna putih memanjang berukuran ± 1,5 mm.

Larva berwarna kuning sampai kehijauan tembus cahaya berada pada bagian bawah tenagh daun yang masih menggulung.

Larva bergerak menuju bagian tengah tanaman padi kemudian merusak jaringan dari bagian dalam sampai titik tumbuh daun.

Lalu, larva akan segera membuat batang padi berlubang serta membuat terowongan hingga mencapai dasar batang.

Hal tersebut membuat tanaman padi menjadi menguning kemudian akhirnya mati.

Walaupun tanaman padi tersebut tetap bisa melakukan recovery, namun ukurannya akan kerdil serta tidak bisa optimal. Kondisi ini banyak petani kenali dengan sebutan gejala sundep.

Larva akan menetas pada daun termuda atau hipokotil. Larva hanya mampu hidup dalam kondisi lingkungan berkelembaban tinggi dan menyerang saat fase vegetatif.

Fase larva umumnya berlangsung dalam 3 instar selama 6 hingga 10 hari. Panjang tubuh larva sendiri berkisar ± 9 mm.

Lalu, larva akan menuju ke dalam tanah atau pada pangkal pucuk atau pangkal batang serta menjadi pupa.

Pupa umumnya berwarna kuning kecoklatan serta terletak di dalam tanah. Panjang tubuhnya sendiri umumnya berkisar ± 4,1 mm.

Fase stadium pupa hingga imago keluar biasanya berlangsung ± 8 – 12 hari. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu, imago telah siap untuk kawin.

Imago Hydrelia spp. sangat aktif untuk terbang. Mereka juga sangat tertarik dengan kecambah maupun tanaman yang baru muncul pada permukaan tanah.

Lama hidup larva cukup beragam, mulai dari 5 hingga 23 hari. Lalat bibit mampu terbang secara baik dan aktif sepanjang hari.

Imago Hydrellia berwarna kelabu kekuningan dengan panjang ± 3 – 3,5 mm dengan bentuk kepala kaku dan sepasang antena.

Kerusakan karena serangan lalat bibit pada tanaman padi terjadi karena larva lalat bibit masuk ke dalam titik tumbuhnya.

Larva kemudian menggigit dasar daun serta titik tumbuh tanaman padi. Akibatnya, daun pun mengalami pembusukan serta jaringan lain pun juga mengalami pembusukan.

Bagian tanaman yang membusuk ini merupakan makanan yang sangat larva sukai.

Larva membutuhkan air berjumlah besar untuk dapat berkembang, sehingga serangannya umumnya sering terjadi ketika musim hujan.

Gejala kerusakan akan nampak seperti bercak berwarna kuning pada tepian daun. Larva menyerang pada bagian antara helaian daun dan pangkal tempat daun menempel.

Larva juga menyerang titik tumbuh yang kaya dengan suplai makanan.

  • Ulat Grayak

Ulat grayak (Spodoptera frugiperda) umumnya diletakkan pada sisi bawah daun.

Telur – telur itu umumnya berada dalam kelompok rapat yang berisi sebanyak 100 – 300 butir telur.

Larva biasanya berwarna coklat muda ataupun hitam bergaris memanjang pada sepanjang sisi dan garis kekuningan pada bagian punggungnya.

Sayap belakangnya berwarna putih transparan, sementara sayap depannya berwarna coklat dengan bintik – bintik.

Larva ulat grayak menimbulkan kerusakan dengan cara memakan seluruh bagian tanaman.

Awalnya, larva muda hanya memakan jaringan daun pada 1 sisi daun saja. Sementara itu, lapisan lain akan mereka biarkan saja sehingga tetap utuh (window feeding).

Bibit bisa terus dimakan termakan hingga tunas dan titik tumbuhnya mengalami kerusakan.

Larva berukuran lebih besar akan meninggalkan barisan lubang kecil khas, kotoran, dan membuat tepian daun menjadi kasar.

Mereka juga dapat melukai bagian pangkal tanaman atau struktur reproduktif dan juga buah muda.

Dalam tingkat serangan yang parah, larva ulat grayak bisa menyebabkan kerusakan yang meluas.

Dosis Serta Cara Pengaplikasian Belt Insektisida

Untuk dapat memperoleh hasil maksimal, Anda harus tau dosis dan cara pengaplikasian Belt 480 SC secara benar.

Dengan dosis dan juga cara aplikasi yang benar, maka petani juga bisa memperoleh keuntungan secara maksimal.

Dosis serta cara pengaplikasian Belt 480 SC insektisida secara benar yakni seperti :

  • Padi Sawah

Untuk pembasmian hama penggulung daun (Cnaphalocrosis medinalis). Dosis konsentrasi formulasi insektisida Belt 480 SC yakni sebesar 200 ml/ha.

Untuk pengaplikasiannya sendiri yakni dengan cara penyemprotan volume tinggi.

  • Padi Sawah

Untuk pembasmian hama belalang (Oxya sp.). Dosis konsentrasi formulasi insektisida Belt 480 SC yakni sebesar 150 ml/ha.

Untuk pengaplikasiannya sendiri yakni dengan cara penyemprotan volume tinggi.

  • Jagung

Untuk pembasmian hama ulat grayak (Spodoptera frugiperda). Dosis konsentrasi formulasi insektisida Belt 480 SC yakni sebesar 1 ml/l.

Untuk pengaplikasiannya sendiri yakni dengan cara penyemprotan volume tinggi.

  • Padi Sawah

Untuk pembasmian hama lalat bibit (Hydrellia sp.). Dosis konsentrasi formulasi insektisida Belt 480 SC yakni sebesar 225 ml/ha.

Untuk pengaplikasiannya sendiri yakni dengan cara penyemprotan volume tinggi.

  • Padi Sawah

Untuk pembasmian hama penggerek batang (Sciporphaga incertulas). Dosis konsentrasi formulasi insektisida Belt 480 SC yakni sebesar 300 ml/ha.

Untuk pengaplikasiannya sendiri yakni dengan cara penyemprotan volume tinggi.

Baca Juga : Katalog Pupuk Daun Terlengkap Pertanian Indonesia

Jual Belt Insektisida Harga Terjamin Murah

jual,murah,terjangkau,toko pertanian terdekat,pertanian indonesia

Jika pembaca tertarik untuk membuktikan sendiri kualitas Belt 480 SC insektisida, maka Pertanian Indonesia merupakan jawabannya.

Pertanian Indonesia merupakan toko online yang menjual Belt insektisida berkualitas terbaik.

Selain itu, Pertanian Indonesia juga menjual beraneka macam produk selain Belt insektisida, seperti benih, zpt, pupuk, alat pertanian, dan lainnya.

Seluruhnya bisa konsumen dapatkan dengan jaminan harga murah.

Tips dan trik juga Pertanian Indonesia punyai dalam memaksimalkan pengaplikasian Belt insektisida.

Dengan begitu, maka petani bisa memperoleh hasil optimal dari pengaplikasian Belt insektisida.

Untuk memastikan pesanan Belt insektisida sampai ke alamat tujuan, tentu Pertanian Indonesia menjalin relasi kerjasama dengan mitra pengiriman yang terpercaya.

JNE, Pos Indonesia, serta JNE merupakan beberapa contoh mitra pengiriman rekanan Pertanian Indonesia dalam mengirimkan pesanan.

So, tunggu apalagi sekarang ? Segera beli Belt 480 SC dari Pertanian Indonesia dan pesan segera sebelum Anda kehabisan !!

Nah, itulah dia artikel bertema Belt insektisida ini kami tulis dan sampaikan kepada Anda semua.

Semoga artikel mengenai pestisida Belt 480 SC ini bisa bermanfaat dan juga memberikan efek positif untuk seluruh pembaca.

Apabila masih ada hal – hal kurang jelas dari artikel berjudul Belt Insektisida Ampuh Basmi Hama Serangga ini, hubungi segera Pertanian Indonesia melalui no. telepon 081252271859 (Khusus Layanan WA/SMS).

Salam sukses dan sampai berjumpa kembali dengan Pertanian Indonesia dalam artikel terbaru Pertanian Indonesia berikutnya.