Pupuk Kimia Dan Perannya Dalam Pertanian. 081252271859 WA/SMS Pertanian Indonesia. Pertanian Indonesia adalah toko pertanian online berkualitas dan terpercaya yang jual berbagai kebutuhan pertanian terlengkap dengan harga murah.
Pupuk kimia memiliki peran penting dalam pertanian. Namun, penggunaannya harus disesuaikan dan tidak berlebihan karena juga memiliki efek negative pada tanaman jika diberikan dalam jangka waktu lama.
Pupuk Dan Sejarahnya
Sejarah penggunaan pupuk pertama kali diperkirakan sudah ada sejak manusia mulai melakukan kegiatan bercocok tanam / bertani, yakni berkisar sekitar ± 5000 tahun yang lalu.
Hal ini bisa terlihat dari kebudayaan tua primitif manusia zaman dulu di daerah aliran sungai Efrat, Nil, Indus, Amerika Latin, dan China. Lahan – lahan di sekitarnya sangat subur karena setiap tahun mendapatkan endapan lumpur yang sangat kaya dengan kandungan unsur hara dari banjir yang terjadi.
Di tahun 1837, seorang pengusaha dari Inggirs bernama John Bennet Lawes melakukan eksperimen percobaan penggunaan kotoran berbagai hewan sebagai pupuk dan dilakukan pada tumbuhan yang tumbuh di pot.
Setelah 1 atau 2 tahun kemudian, dia pun kembali melakukan uji coba eksperimen yang sama. Yang membedakannya yaitu kini bukan diuji coba di pot tumbuhan, melainkan diperluas pada tumbuhan yang tumbuh di tanah lapang / lapangan.
Setelah dirasa telah berhasil, pada tahun 1842 John Bennet Lawes mematenkan hasil uji cobanya berupa campuran antara fosfat, asam sulfat, dan kotoran hewan. Hal tersebut dianggap sebagai sebuah pelopor berdirinya / terciptanya industri pupuk buatan di dunia untuk pertama kalinya.
Di tahun 1843, ia mendirikan perusahaan bernama Experimental Station Rothamsted. Di tahun yang sama pula, John meminta Joseph Henry Gilbert yang pernah mengenyam pendidikan di University of Giessen di Liebig untuk membantu John di perusahaan yang ia dirikan tersebut dengan menempatkan Joseph sebagai direktur penelitian di perusahaannya.
Sampai sekarang, perusahaan yang john dirikan di Inggris tersebut masih melakukan penelitian tentang pupuk anorganik, organik, serta dampaknya jika keduanya dicampurkan dan diberikan pada tanaman terhadap hasil panen.
Baca Juga : Hai Lux F1 Cabe Terbaru Beli Murah Dan Promo Dimana ?
Pupuk Kimia Di Indonesia
Penggunaan pupuk kimia di Indonesia mulai diperkenalkan sekitar awal tahun 1970 – an. Tujuan penggunaannya adalah untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas hasil pertanian.
Petani pada awalnya tidak terlalu percaya, namun seiring waktu petani mulai banyak menggunakan pupuk kimia karena terbukti memberikan peningkatan hasil pertanian.
Di tahun – tahun pertama manfaat penggunaannya memang mulai bisa dirasakan. Proses modernisasi pertanian juga ikut berperan dalam penggunaan pupuk kimia yang mulai menyebar ke berbagai Negara.
Tetapi, dampak negatifnya setelah belasan tahun pun mulai bisa terlihat. Dampak negatif yang mulai terlihat contohnya yaitu rusaknya struktur dan matinya organisme tanah. Selain itu, habitat dan ekosistem predator alami hama pun juga ikut rusak.
Dampak negatif lainnya yaitu kerusakan ekologi yang tak terhindarkan dan menyebabkan produksi yang tidak efisien. Hal tersebut mengakibatkan tingkat produktivitasnya menurun sehingga kualitas hasilnya pun juga ikut turun.
Untuk mengembalikan tingkat produktivitasnya, dosis penggunaan pupuk kimia biasanya akan diperbanyak sehingga biaya produksi menjadi lebih meningkat, serta keuntungan yang didapatkan menjadi menurun.
Hasil produksi pun lama – lama makin merosot. Dampak yang makin terasa tersebut membuat dunia pertanian mulai mengembangkan sistem pertanian tanpa penggunaan bahan sintesis / kimia yang disebut dengan sistem pertanian organik.
Sistem pertanian organik ini diyakini mampu meningkatkan kualitas dan kemampuan produksi. Produk produk pertanian organik yang dihasilkan pun makin banyak dinikmati oleh masyarakat.
Meskipun begitu, pupuk kimia masih banyak peminatnya hingga hari ini karena harganya relatif lebih murah karena mendapat subsidi oleh pemerintah, ditambah lagi sangat mudah diperoleh di pasaran.
Hal tersebut cenderung mengakibatkan petani terlalu bergantung terhadap ketersediaan pupuk kimia dan menyebabkan perkembangan produksi pertanian di Indonesia menjadi terhambat.
Manfaat pupuk kimia
Penggunaan pupuk kimia memberikan banyak manfaat untuk petani. Beberapa manfaat penggunaannya yaitu :
1. Proses pemupukan intensif pada tumbuhan lebih mudah karena sudah memiliki unsure tertentu dengan tingkat konsentrasi yang telah disesuaikan
2. Mudah diserap oleh tanaman
3. Kandungan unsur di dalamnya lebih cepat terurai
4. Proses pemupukan lebih mudah dilakukan dan sangat praktis
Baca Juga : Kalsium Nitrat CN – G Produk Unggul Saprotan Utama
Bahaya Pupuk Kimia
Meskipun memiliki banyak manfaat, penggunaan pupuk kimia juga memiliki bahaya. Beberapa bahaya penggunaannya yaitu :
1. Menghambat Proses Pembusukan Bahan Organik
Penggunaan pupuk kimia dalam jangka waktu lama mampu membuat mikroorganisme di dalam tanah akan mati. Mikroorganisme tidak bisa mengurai secara sempurna, sehingga tingkat kesuburan tanah menjadi terganggu.
2. Membunuh mikroorganisme dan organisme
Jika tanah tidak gembur, maka populasi mikrrorganisme penyubur tanah akan berkurang bahkan mati. Ditambah lagi dengan organisme lain seperti cacing juga akan mati karena tidak mampu bertahan hidup akibat kerusakan zat unsur hara.
Selain itu, jika sisa zat kimia tersebut mengalir ke perairan maka organisme seperti ikan, udang, dll akan mati akibat keracunan zat kimia. Hal tersebut dikarenakan kandungan fosfat dan nitrat yang termasuk dalam zat berbahaya dan beracun.
3. Merusak tanah dan mengganggu keseimbangan unsur hara
Meskipun pupuk kimia diaplikasikan pada tanaman, biasanya zat tersebut tidak bisa diserap secara maksimal. Zat – zat kimia tersebut biasanya masih tertinggal di dalam tanah dan akan mengikatnya sehingga tanah menjadi tidak gembur. Dengan begitu, maka penggunaannya akan sangat dibutuhkan tanah dan menyebabkan ketergantungan.
Ditambah lagi, hal tersebut juga akan mengganggu keseimbangan unsur hara dalam tanah. Apabila kandungan unsur hara berkurang, maka tanaman akan kekurangan nutrisi. Jika hal tersebut benar – benar terjadi, maka pertumbuhan dan perkembangan tanaman akan terganggu.
4. Mempengaruhi hasil panen
Penggunaan dalam jangka waktu lama akan menyebabkan banyak kerusakan, seperti kerusakan pada unsur - unsur dalam tanah, matinya mikroorganisme pengurai, dan kerusakan pada bagian tubuh tanaman sehingga hasil panen menjadi berkurang.
5. Menghambat proses penyerapan unsur hara oleh akar
Proses penyerapan unsur hara oleh akar akan semakin terganggu jika menggunakan pupuk kimia dalam jangka waktu lama. Selain itu, secara perlahan bagian – bagian tanaman juga ikut rusak.
Salah satunya yaitu bagian akar tanaman. Akar tanaman menjadi lebih lunak, sehingga tanaman akan terhambat dalam menyerap nutrisi yang dibutuhkan.
Jenis – Jenis Pupuk Kimia
Produk pupuk kimia di
pasaran banyak sekali di pasaran. Beberapa jenis pupuk kimia yang ada di
pasaran diantaranya seperti :
·
Pupuk
Urea
Urea
merupakan pupuk yang mengandung kadar Nitrogen
sangat tinggi. Urea memiliki banyak manfaat, seperti membantu proses
fotosintesis tanaman, mempercepat pertumbuhan tanaman, meningkatkan kandungan
protein, dan mampu meningkatkan hasil panen. Namun, berikan sesuai dengan dosis
untuk menghindari efek negatifnya.
Urea
memiliki bentuk berupa butiran – butiran kristal berwarna putih. Teksturnya pun
cukup kasar. Bersifat higroskopis, sehingga jika dicampurkan dengan air urea
akan mudah larut.
Aplikasi
penggunaan urea paling baik dilakukan sebaiknya pada waktu pagi hari ataupun sore hari
menjelang gelap.
Baca
Juga : Columbus F1 Cabe Terbaru Anti Virus Di Jual Harga Murah
·
Pupuk
NPK
Pupuk
NPK merupakan sebuah vitamin tanaman buatan yang berbentuk cair dan padat. NPK
banyak sekali digunakan oleh petani dalam kegiatan pertanian. Hal tersebut
karena manfaat penggunaannya sudah sangat ampuh dan terbukti mampu
menggemburkan tanah.
NPK
mengandung zat Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Sementara untuk jenis – jenis pupuk NPK seperti NPK 16 – 16 –
16, NPK 15 – 15 – 15, dan NPK Kelapa Sawit.
Bentuk
NPK biasanya berupa butiran berwarna merah muda. Sifat NPK diantaranya seperti
reaksi kimianya netral, bersifat higroskopis, dan cocok digunakan dalam proses
pemupukan dasar.
Cara
penggunaannya yaitu bisa dengan cara dikocorkan langsung pada tanaman, atau
bisa juga dengan cara disemprotkan pada tanaman.
Contoh
beberapa produk pupuk NPK yang banyak digunakan di pasaran contohnya yaitu NPK Jago Tani dan NPK Cap Tawon.
·
Dolomite
Dolomite
atau kapur pertanian merupakan pupuk kimia yang mengandung zat Magnesium dan
kalsium. Penggunaannya sesuai dengan dosis mampu meningkatkan pH tanah hingga
menjadi netral. Pastikan Anda jika mengaplikasikan dolomite sesuai dengan dosis
yang tertera sehingga mendapatkan manfaatnya secara maksimal.
Untuk
menaikkan / menetralkan pH tanah, taburkan dolomite secara merata saat proses
pengolahan tanah.
Dolomit
memiliki bentuk butiran halus / bubuk sampai butiran kasar dengan warna putih
kebiru – biruan sampai putih keabu – abuan. Sifat – sifat dolomite diantaranya
yaitu bersifat higroskopis, bersifat basa, dan kualitasnya semakin baik jika
butirannya makin halus.
Cara
menggunakannya yaitu bisa dilakukan dengan cara dicampurkan dengan pupuk lain
(seperti ZA), dimasukkan pada lubang tanaman, dan dengan cara ditaburkan secara
merata.
·
KCl
KCL
merupakan pupuk anorganik yang digunakan untuk menyuburkan tanah. Konsentrasi
zat di dalamnya yaitu berupa kalium klorida sebanyak ±
60 persen. Penggunaannya pun bisa digunakan sebagai campuran dengan pupuk
lainnya atau bisa digunakan sebagai pupuk langsung.
KCl
memiliki bentuk berupa serbuk / bubuk berwarna merah. Sifat KCl diantaranya
yaitu bersifat higroskopis, bisa digunakan pada aplikasi pemupukan dasar
ataupun susulan, dan zat kloridanya bersifat racun / toxic pada tanaman seperti
kentang dan wortel.
Cara
menggunakannya paling tepat yaitu pada saat tanaman mulai memasuki fase
berbunga. Hal tersebut akan membantu proses pembentukan buah pada tanaman menjadi lebih sempurna, dan
mengurangi resiko kerusakan saat hasil panen disimpan atau diangkut.
·
SP
- 36
SP
– 36 merupakan pupuk kimia dengan kandungan zat Phosphor (P) dalam
bentuk P2O5 cukup tinggi, yaitu sekitar ± 36 persen. Sehingga dalam
100 kg SP – 36 terdapat 36 kg fosfor.
SP
– 36 bisa digunakan untuk berbagai proses pemupukan banyak tanaman perkebunan,
tanaman pangan, ataupun hortikultura.
Bentuknya
berupa butiran besar berwarna abu – abu kehitaman. Penggunaannya mampu memenuhi
kebutuhan zat Phosphor pada tanaman.
Sifat
dari SP – 36 diantaranya yaitu mudah larut dalam air (meskipun reaksinya
lambat), reaksi kimia bersifat netral, bersifat tidak higroskopis sehingga
lebih tahan lama jika disimpan, dan mudah terbakar oleh sinar matahari.
Cara
penggunaannya yaitu dengan cara ditaburkan di sekeliling tanaman saat proses
pemupukan susulan, ditaburkan secara merata pada proses pemupukan dasar, dan
diaplikasikan pada awal / akhir musim hujan atau segera setelah panen tanaman.
·
ZK
ZK
adalah pupuk kimia yang terbuat dari kalium dan asam belerang. Dinamakan dengan
nama ZK karena merupaka kepanjangan dari zwavelzure kali yang memiliki arti
belerang kalium.
Nama
tersebut menggambarkan bahan baku pembentuknya yaitu berupa kalium sulfat (K2SO4)
dalam bentuk cair dan asam belerang (H2S) dengan wujud padat.
ZK
memiliki konsentrasi zat di dalamnya yaitu unsur hara makro sekunder S sebanyak
17 persen dan unsure hara makro K berbentuk K2O sebanyak 50 persen.
ZK
memiliki bentuk serbuk atau butiran kecil berwarna putih. Sifat ZK diantaranya
yaitu bersifat tidak higroskopis, bisa digunakan dalam proses pemupukan dasar
ataupun susulan, bisa dicampurkan dengan pupuk lainnya, serta mudah larut dalam
air. Untuk setiap 100 kg ZK terdapat 17 kg Sulfur dan 50 kg Kalium.
Cara
menggunakannya yaitu dengan
·
ZA
ZA merupakan pupuk
kimia yang memiliki kandungan ammonium sulfat dan bertujuan untuk memberikan
nutrisi berupa belerang dan nitrogen pada tanaman. Nama ZA sendiri merupakan
kepanjangan dari kata zwavelzure ammoniak yang berasal
dari Belanda.
Bentuk
ZA biasanya berupa butiran kristal.
Sifat dari ZA yaitu bersifat higroskopis (mudah menyerap air, dan mampu
menurunkan pH tanah. Oleh karena itu, penggunaan ZA sangat cocok digunakan pada
tanah alkalin.
Dengan
menggunakan pupuk ZA, maka manfaat yang bisa didapatkan contohnya seperti
penanganannya sangat mudah dan praktis, aman digunakan untuk semua tanaman, dan
bisa dicampurkan dengan jenis pupuk lain.
Cara
penggunaannya yaitu biasanya pada saat proses pemupukan dasar dan bisa juga
pada proses pemupukan susulan.
Baca
Juga : Peluang Usaha Baja MC F1 Dan Cara Menanam Cabe Di Musim Hujan
Kesimpulan yang bisa diambil,
tentunya dengan baik dan buruknya penggunaan pupuk kimia semua kembali pada
Anda lagi. Pastikan jika Anda menggunakannya gunakan dengan bijak dan sesuai
dengan dosis yang tertera di kemasan produk.
Jika dirasa sudah terlalu
banyak, kurangi dan hentikan penggunaannya terlebih dahulu. Gunakan pupuk
organik sebagai salah satu cara untuk menyehatkan kembali lahan tanam Anda.
Nah, jika Anda sedang
mencari pupuk kimia unggul dan berkualitas Pertanian Indonesia memberikan
solusinya untuk Anda. Pertanian Indonesia
jual berbagai pupuk kimia kualitas terbaik dan original dengan harga murah.
Beli sekarang di Pertanian Indonesia sebelum kehabisan stok.
Demikian artikel berjudul Pupuk Kimia Dan Perannya Dalam Pertanian ini saya tulis dan sampaikan kepada
Anda. Semoga artikel ini bisa berdampak positif untuk Anda.
Apabila masih terdapat hal
– hal yang kurang jelas langsung saja tanyakan melalui no. telepon 081252271859
(Layanan WA/SMS) atau bisa juga
melalui fitur chat yang tersedia di laman web kami. Terima kasih.