Insektisida Curacron Produk Unggulan Syngenta Untuk Membasmi Serangga

Insektisida Curacron Produk Unggulan Syngenta Untuk Membasmi Serangga. 081252271859 WA/SMS Pertanian IndonesiaPertanian Indonesia adalah toko pertanian yang jual serta menyediakan berbagai sarana prasarana pertanian kualitas terbaik harga murah.

Insektisida Curacron produk unggul dari Syngenta. Pestisida ini cocok untuk mengatasi hama serangga penggangu dan sudah terbukti ampuh, sehingga petani tak perlu ragu untuk menggunakan insektisida Curacron.

Insektisida Curacron 500 EC

Insektisida Curacron 500 EC adalah produk insektisida unggul berkualitas produksi dari PT Syngenta IndonesiaSyngenta Curacron berbentuk cairan pekat berwarna kuning kecoklatan berbahan aktif Profenofos 500 g/LCuracron Syngenta termasuk ke dalam golongan insektisida sistemik.

Insektisida Curacron bersifat sebagai racun kontak dan lambung. Insektisida ini memiliki efek translaminar dimana mampu menjangkau hama yang terdapat dibalik daun dengan formulasi berupa cairan berwarna kuning kecoklatan pekat yang bisa diemulsikan dengan air.

Selain sebagai insektisida, Curacron juga berfungsi sebagai akarisida. Karena itu, Curacron sangat cocok untuk membasmi hama dari berbagai spektrum.

Baca Juga : Timun Zatavy F1 Kualitas Terbaik Untuk Petani Indonesia

Manfaat Insektisida Curacron

Insektisida Curacron memiliki banyak manfaat, asalkan diberikan sesuai dengan dosis. Manfaat – manfaat tersebut diantaranya yaitu :

·  Memiliki efek translaminar, sehingga sangat ampuh dalam membasmi hama serangga meskipun bersembunyi dibalik jaringan daun

·       Daya simpan lama, sehingga lebih awet untuk digunakan

·       Dosis penggunaan / aplikasi cukup kecil, sehingga sangat irit

·  Memiliki bentuk formulasi berupa cairan yang bisa diemulsikan dengan air, serta tidak menimbulkan endapan. Sangat efektif diaplikasikan pada tumbuhan dengan cara penyemprotan

·    Bekerja sebagai racun kontak dan lambung, sehingga mampu bereaksi secara lebih cepat serta sangat efektif untuk mengendalikan hama yang memiliki tingkat mobilitas tinggi seperti penggerek daun, belalang, dll

·         Harga relatif terjangkau, sehingga biaya pengeluaran bisa dihemat

·     Hama sasaran luas, sehingga berbagai jenis hama bisa dikendalikan serta dibasmi secara efektif

Serangga Sasaran Penggunaan Insektisida Curacron

Tujuan penggunaan insektisida Curacron adalah serangga. Ada beberapa serangga sasaran penggunaan insektisida Curacron. Beberapa contoh hama serangga sasaran insektisida Curacron diantaranya yaitu :

·         Jangkrik

Jangkrik adalah hewan serangga yang masih berkerabat dekat dengan belalang. Hewan ini memiliki kepala berbentuk bulat bersungut panjang seperti benang, serta memiliki tubuh kecil berbentuk silindris.

Jangkrik termasuk hewan omnivora, dan jangkrik jantan memiliki suara khas untuk menarik kedatangan betina serta mengusir keberadaan jangkrik jantan lainnya. Suara tersebut akan membesar apabila suhu lingkungan sekitar meningkat.

Ketika malam hari, jangkrik akan mulai aktif untuk menyerang tumbuhan. Tingkat serangan jangkrik akan lebih parah jika terjadi cuaca ekstrim. Cuaca ekstrim tersebut mengakibatkan jangkrik berkembang biak dengan cepat, sehingga mengakibatkan tingkat kerusakan tumbuhan lebih parah.

Gejala serangan hama jangkrik yaitu daun menjadi berlubang – lubang, ranting muda menjadi patah, serta pertumbuhan dan perkembangan tanaman menjadi terganggu.

Untuk mengatasi serangan hama jangkrik, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 2,25 ml/l.

·         Ulat Grayak

Ulat grayak adalah salah satu hama penyebab kerusakan pada tanaman, salah satunya adalah bawang. Apabila hama ini tetap dibiarkan saja, maka tumbuhan yang terserang akan habis dan membuat petani menjadi merugi.

Sekali bertelur, ngengat mampu menghasilkan 100 – 300 butir telur. Telur ngengat diletakkan pada bagian bawah daun. Telur tersebut dilapisi oleh semacam lapisan seperti sisik. Larvanya berwarna hijau mendekati hitam atau coklat muda.

Ngengat juga memiliki sayap depan berwarna belakang berwarna coklat berbintik – bintik dengan belang – belang berwarna lebih cerah / gelap dan sayap belakang berwarna putih transparan. Suhu lingkungan sekitar, makanan, dll turut mempengaruhi lamanya fase siklus hidupnya.

Kerusakan akibat serangan hama ulat grayak bisa terlihat dari adanya bekas gesekan dari ulat grayak, pada permukaan atas daun terdapat semacam serbuk kasar seperti serbuk gergaji, daun terlihat berlubang, serta titik tumbuh tanaman menjadi terpotong atau berlubang.

Untuk mengatasi serangan hama ulat grayak, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 1,125 ml/l.

Baca Juga : Petrokum Rodentisida Ampuh Atasi Hama Tikus

·         Ulat Tanah

Ulat tanah adalah salah satu hewan yang banyak menyerang tanaman dan menjadi salah satu hama berbahaya. Serangga ini mampu menyebabkan pangkal batang menjadi patah, sehingga tumbuhan menjadi rusak.

Ulat tanah memiliki tubuh berwarna hitam, bergaris atau berbintik – bintik. Mereka akan memilih bersembunyi pada siang hari. Ketika malam hari, mereka baru mulai aktif untuk menyerang inangnya.

Ulat tanah bersifat polifag, dan banyak menyerang tanaman seperti tomat, bawang merah, kacang tanah, tembakau, kubis, kedelai, jagung, kentang, dll.

Selain menyerang pangkal batang, larva yang baru menetas juga menyerang permukaan daun. Pergerakan ulat tanah termasuk cukup cepat, bahkan mampu menempuh jarak hingga puluhan meter. Seekor ulat tanah bisa merusak ratusan tanaman muda.

Gejala serangan hama ulat tanah pada tanaman yaitu terdapat lubang kecil tak beraturan pada daun, pangkal batang patah, pertumbuhan tanaman menjadi terganggu, serta tanaman lama – lama mengalami kematian.

Untuk mengatasi serangan hama ulat tanah, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 2,25 ml/l.

·         Lalat Buah

Lalat buah adalah hewan serangga terbang yang menjadi hama utama dari berbagai tanaman hortikultura. Di Indonesia sendiri, telah ditemukan sekitar 66 spesies lalat buah yang menjadi hama tanaman hortikultura.

Siklus hidup lalat buah biasanya berlangsung sekitar ± 18 – 20 hari tergantung dengan suhu lingkungan. Dalam sekali bertelur, lalat buah betina mampu menghasilkan telur sebanyak ± 50 – 100 butir telur yang diletakkan pada buah berumur muda.

Setelah jangka waktu ± 2 – 5 hari, telur – telur tersebut akan menetas menjadi larva (belatung), mulai memakan buah, sehingga buah menjadi rusak.

Sesudah 4 – 7 hari larva mulai keluar dari daging buah dengan cara melubangi kulit buah. Kemudian, larva akan mulai menjatuhkan diri dan memasuki fase pupa di dalam tanah. 3 – 5 hari kemudian, pupa / kepompong akan berubah menjadi lalat.

Perkembangan serta pertumbuhan lalat buah, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor – faktor diantaranya yaitu ketersediaan tanaman inang, suhu, serta tingkat kelembaban lingkungan sekitar.

Gejala serangan hama lalat buah yaitu terdapat bintik – bintik berwarna hitam kecil pada kulit buah, buah terkadang menjadi berwarna kuning dan keriput, serta buah – buahan rontok sebelum matang.

Untuk mengatasi serangan lalat buah, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 2,25 ml/l.

·         Thrips

Hama thrips tidak lagi asing untuk petani, karena sudah sering menyerang tanaman. Salah satu tanaman tersebut adalah cabai. Selain menyerang cabai, hama thrips juga menyerang banyak tanaman, sehingga bersifat polifag.

Hama thrips memiliki tubuh sepanjang ± 1 – 1,2 cm berwarna hitam dengan garis – garis berwarna merah. Ketika fase nimfa, thrips memiliki tubuh berwarna putih kekuningan serta tidak memiliki sayap. Sementara itu, thrips dewasa memiliki rambut berumbai – rumbai serta sayap.

Siklus hidup thrips berlangsung cukup singkat, yakni sekitar ± 3 minggu. Hama thrips bisa berkembang biak secara parthenogenesis (tanpa melalui proses kawin terlebih dahulu). Dalam setiap koloni hama thrips, telur thrips mampu mencapai 80 – 120 butir telur.

Selain menyebabkan kerusakan secara langsung, thrips juga bisa menjadi hama vector virus TSWV (tomato spotted wilt virus). Virus ini mampu menyebabkan terbentuknya bercak berwarna kuning di bagian atas permukaan daun yang meluas sampai seluruh permukaan daun menjadi berwarna kuning, serta daun menjadi melengkung ke dalam.

Gejala serangan thrips pada tanaman yaitu muncul strip – strip pada daun dan berwarna keperakan, pada bagian bawah daun terdapat bintik – bintik hitam, serta daun menjadi layu, berwarna kuning, cacat, serta mengkerut.

Untuk mengatasi serangan hama thrips, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 2,25 ml/l.

Baca Juga : Fungisida Folicur 25 WP Pestisida Ampuh Untuk Petani Atasi Serangan Jamur

·         Kutu Daun

Kutu daun adalah hewan serangga berukuran kecil pemakan getah tanaman. Hewan ini memiliki warna bermacam – macam, seperti hijau, coklat, ataupun hitam.

Kutu daun atau Aphid umumnya hidup secara berkoloni dan berukuran kecil dengan panjang ± 1 – 2 mm. Selain sebagai hama, kutu daun juga berperan sebagai penyebar/perantara virus.

Dalam 1 tahun, kutu daun hanya menghasilkan keturunan dalam beberapa generasi. Selama musim kemarau, kutu daun betina akan berkembang biak tanpa perlu melalui proses kawin terlebih dahulu (parthenogenesis).

Kutu daun menggunakan mulutnya panjangnya untuk bisa menembus jaringan tanaman yang lunak dan menghisap cairan getah di dalamnya. Selain itu, beberapa spesies kutu daun juga menyebarkan virus yang menyebabkan penyakit pada tanaman.

Gejala serangan kutu daun yaitu terdapat kerusakan pada bagian pucuk dan daun, pertumbuhan tanaman terhambat, daun menjadi berkerut, layu, dan menguning, serta terjadi infeksi tambahan akibat adanya jamur yang dihasilkan kutu daun.

Untuk mengatasi serangan kutu daun, gunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 2,25 ml/l.

·         Ulat Krop

Ulat krop (Crocidolomia Pavonana) adalah hewan serangga ngengat yang menjadi salah satu hama utama tanaman kubis dsb. Hama ini mampu menyerang dan memakan bagian krop serta titik tumbuh tanaman kubis.

Akibatnya, tumbuhan yang terserang tidak akan mampu untuk membentuk krop dimana merupakan bagian dari tanaman kubis yang dipanen. Yang lebih parah, serangan ulat krop pada musim kemarau bisa menimbulkan kerugian hingga mencapai ± 100 %.

Apabila ulat krop telah menyerang tanaman kubis yang telah membentuk krop, maka ulat krop akan menggerek ke dalam krop dan menyebabkan kerusakan pada bagian tersebut, sehingga nilai ekonomi krop mengalami penurunan. Tak jarang juga diikuti oleh serangan jamur sehingga krop tersebut mengalami pembusukan.

Serangga ngengat ini banyak ditemukan di Asia dan Afrika. Selain menyerang tanaman kubis, hama C. Pavonana menyerang tanaman seperti lobak, kapas, dan juga kacang polong.

Telur ngengat banyak dijumpai pada bagian permukaan bawah daun atau tepian daun secara berkelompok, berbentuk pipih, serta menyerupai genting murah.

Ngengat betina mampu menghasilkan 30 – 80 butir telur dalam setiap kelompok, diameter telur sekitar ± 1 – 2 mm dan lama stadium selama ± 3 hari. Ketika larva keluar dari telur, mereka akan memiliki tubuh berwarna kuning muda pucat agak transparan.

Larva akan menyerang secara berkelompok, dan berusaha menghindari cahaya matahari dan masuk ke dalam krop kubis lalu memakannya. Larva lalu akan melindungi diri dengan benang – benang yang dikeluarkan dari mulutnya untuk membuat jaringan belapis – lapis.

Selanjutnya, larva akan memasuki fase pupa. Pupa dibentuk di permukaan tanah. Fase pupa berlangsung selama ± 9 hari. Siklus hidupnya berlangsung sekitar ± 20 – 24 hari.

Gejala serangan ulat krop yaitu terdapat bercak putih pada bagian bawah daun, daun menjadi berlubang – lubang, serta tanaman tidak bisa membentuk krop sama sekali.

Untuk mengatasi serangan hama ulat krop, caranya yaitu menggunakan insektisida Curacron dengan cara penyemprotan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 1,5 ml/l.

Catatan Dalam Menggunakan Curacron 500 EC

Dalam menggunakan pestisida Curacron 500 EC, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi catatan. Beberapa catatan tersebut diantaranya yaitu :

·   Baca petunjuk penggunaan Curacron terlebih dahulu sebelum mulai mengaplikasikannnya pada tanaman

·  Hati – hati dalam mengaplikasikan insektisida Curacron karena mampu menyebabkan keracunan melalui kulit, mata, serta hidung yang berakibat gangguan pernafasan

·  Simpan insektisida produk Syngenta ini di tempat yang jauh dari anak – anak untuk menghindari hal – hal negatif yang tidak diinginkan

·        Jauhkan juga produk insektisida ini dari hewan ternak dan hewan peliharaan Anda karena

·     Pertanian Indonesia jual insektisida Curacron 500 EC Syngenta dalam kemasan isi bersih 100 ml, 250 ml, serta 500 ml

·       Insektisida Curacron 500 EC siap Pertanian Indonesia kirimkan dengan jaminan pasti sampai ke alamat tujuan melalui jasa ekspedisi terpercaya

Baca Juga : Buldok Insektisida Ampuh Mengatasi Hama Serangga

Demikian artikel berjudul Insektisida Curacron Produk Unggulan Syngenta Untuk Membasmi Serangga ini saya tulis dan sampaikan kepada Anda. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat serta berdampak positif untuk Anda semua.

Apabila masih terdapat hal – hal yang kurang jelas atau ingin Anda tanyakan langsung saja hubungi Pertanian Indonesia melalui layanan chat di laman web kami atau bisa juga melalui no. telepon 081252271859 (Khusus Layanan WA/SMS). Salam sukses. Sampai berjumpa kembali di artikel lainnya.