Fungisida Nativo Obat Jamur Kualitas Terbaik Untuk Petani. 081252271859 WA/SMS Pertanian Indonesia. Pertanian Indonesia adalah toko pertanian online terlengkap yang menyediakan dan jual berbagai sarana serta prasarana pertanian terlengkap harga murah dengan kualitas terbaik.
Nativo 75 WG fungisida ampuh untuk mengatasi serangan cendawan. Serangan cendawan mampu teratasi dengan mengaplikasikan fungisida Nativo sesuai dengan dosis yang tertera pada kemasan dan kini fungisida Nativo sudah banyak digunakan oleh petani Indonesia karena sudah terbukti memiliki kualitas terbaik dalam mengatasi penyakit tanaman akibat infeksi jamur.
Ancaman Cendawan Pada Kelangsungan Hidup Tanaman

Cendawan adalah organisme yang menyerupai tumbuhan tingkat atas / tinggi, karena memiliki dinding sel, berkembang biak dengan spora, tidak bergerak, tetapi tidak mempunyai klorofil. Umumnya, cendawan tak memiliki akar, batang, dan daun, serta tidak mempunyai sistem pembuluh seperti yang terdapat pada tumbuhan tingkat tinggi.
Cendawan telah lama menjadi salah satu ancaman nyata dalam kegiatan budidaya tanaman. Organisme ini mendapatkan sumber makanannya dari makhluk hidup yang masih hidup atau sudah organisme yang telah mati.
Contoh dari bentuk nyata ancaman dari cendawan yaitu :
· Penyakit Antraknosa
Penyakit antraknosa merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Colletotrichum capsici. Sampai saat ini, penyakit antraknosa menjadi salah satu ancaman utama petani dalam melakukan kegiatan budidaya tanaman, seperti cabai, buah naga, mentimun, mangga, paprika, semangka, melon, bawang merah, buncis, dll.
Faktor – faktor yang berpengaruh dalam perkembangan penyakit antraknosa yaitu tingkat kelembaban tinggi (80 – 92 %), suhu 24 - 30° C, serta jarak tanam yang terlalu dekat.
Gejala serangan penyakit antraknosa yaitu muncul bercak – bercak kecil berwarna hitam pada bagian buah, buah menjadi berkerut serta membusuk, kering, lalu akhirnya menjadi rontok.
· Penyakit Layu Fusarium
Penyakit layu fusarium adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi cendawan Fusarium Oxysporum. Cendawan Fusarium akan menyebabkan tanaman menjadi layu, sesuai dengan nama penyakit ini.
Penyakit layu fusarium banyak menyerang berbagai tanaman, seperti cabai, pare, buncis, kubis, kapas, mentimun, bawang putih, angur, jahe, bawang merah, melon, labu, tomat, dll.
Pola kerusakan yang diakibatkan oleh jamur Fusarium akan terlihat spesifik pada tanaman yang terserang. Tingkat kelembaban tinggi, genangan air hujan, serta rendahnya pH tanah menjadi beberapa faktor pendukung penyebaran cendawan Fusarium Oxysporum.
Infeksi awal penyakit layu fusarium biasanya terjadi pada bagian leher batang bawah yang bersinggungan langsung dengan tanah. Bagian yang telah terinfeksi tersebut mengalami pembusukan dan menjadi berwarna coklat.
Gejala serangan penyakit layu fusarium yaitu tanaman mengalami layu pada siang hari serta akan kembali normal pada malam hari, serta jaringan vaskuler di dalam batang menjadi berwarna coklat atau merah.
Baca Juga : Bibit Sayuran Unggul Untungkan Petani
· Akar Gada
Penyakit akar gada disebabkan oleh infeksi cendawan Plasmodiophora brassicae. Cendawan ini termasuk dalam parasit obligat dan mampu mempengaruhi berbagai tanaman penting, seperti kembang kol, kubis, lobak, dll.
Spora jamur Plasmodiophora mampu bertahan hidup pada tanah yang telah tercemari cendawan ini selama ± 20 tahun. Spora ini mampu menginfeksi bagian akar tanaman yang rentan, lalu spora akan berkecambah dan menginfeksi rambut akar sehingga menyebabkan pembengkakan pada akar. Pembengkakan tersebut akan melepaskan spora menjadi lebih banyak ke dalam tanah.
Gejala serangan penyakit akar gada yaitu bagian daun tanaman menjadi menguning dan layu, tanaman mengalami pembusukan, akar mengalami pembengkakan, serta hasil panen menjadi berkurang.
· Busuk Daun
Penyakit busuk daun disebabkan oleh infeksi cendawan Phytophthora infestan. Pada pertengahan musim panas, resiko penyebaran cendawan ini akan sangat tinggi. Jamur Phytopthora menginfeksi melalui bagian tanaman yang mengalami luka serta sobekan.
Tingkat kelembaban dan juga suhu menjadi faktor penting dalam perkembangan penyakit busuk daun. Lingkungan dengan tingkat kelembaban tinggi (> 90%) serta suhu sekitar 18 - 26° C sangat disukai oleh cendawan Phytophthora untuk ditinggali.
Gejala serangan penyakit busuk daun yaitu terdapat bercak daun berwarna coklat, bagian bawah daun tertutupi oleh lapisan putih, pada buah muncul noda keriput berwarna coklat atau abu – abu, serta daging buah mengeras serta mengalami pembusukan.
· Bercak Hitam
Penyakit bercak hitam disebabkan oleh infeksi cendawan Colletotrichum lindemuthianum. Biasanya, penyakit ini dibawa oleh benih yang telah terinfeksi cendawan Colletotrichum. Namun, cendawan ini bisa bertahan hidup pada sisa – sisa tanaman serta inang alternatif.
Daun – daun basah, curah hujan tinggi, suhu sejuk – sedang (13 - 21° C), serta tingkat kelembaban tinggi akan semakin mendukung perkembangan penyakit bercak hitam. Media penyebaran cendawan Colletotrichum yaitu melalui media air, serta melalui cedera mekanis saat pengerjaan lahan yang dilakukan saat daun – daun masih basah.
Gejala serangan penyakit bercak hitam yaitu terdapat bercak – bercak bundar berwarna coklat tua sampai hitam pada bagian batang dan daun, pada pembuluh serta tangkai daun terdapat luka berwarna merah bata sampai hitam, serta terdapat luka melingkar berwarna coklat muda pada bagian batang serta polong.
· Rebah Kecambah
Penyakit rebah kecambah disebabkan oleh infeksi cendawan Phytium spp. Cendawan Phytium mampu bertahan hidup pada sisa – sisa tanaman atau di dalam tanah selama beberapa tahun.
Kandungan nitrogen yang tinggi, cuaca hujan, dan tanah yang lembab akan semakin mendukung perkembangan penyakit rebah kecambah. Untuk penyebarannya, spora jamur Phytium bisa menyebar melalui peralatan kerja yang terinfeksi, sisa – sisa tanaman, serta lumpur pada pakaian dan sepatu.
Gejala tanaman terserang penyakit rebah kecambah pada bibit seperti benih membusuk sebelum tumbuh menjadi bibit, jaringan bibit menjadi berwarna abu – abu / coklat / hitam dan berair, serta pada bibit muda yang tumbang terdapat jamur / cendawan berwarna abu – abu atau putih yang menutupi.
· Bercak Daun Septoria
Penyakit bercak daun disebabkan oleh infeksi cendawan Septoria lycopersici. Suhu lingkungan antara 15° - 27° C akan semakin memaksimalkan perkembangan jamur Septoria.
Media penyebaran spora cendawan bisa melalui media seperti hewan serangga, air, air hujan, pakaian, tangan, serta peralatan pertanian. Biasanya, tanaman yang sering terserang oleh penyakit bercak daun adalah tanaman tomat dan kentang.
Gejala serangan penyakit bercak daun septoria yaitu terdapat bercak – bercak berbentuk lingkaran abu – abu kecil dengan bagian tepi berwarna coklat gelap pada bagian bawah daun, pada bagian pusatnya muncul titik – titik berwarna hitam, serta daun menjadi agak kuning, layu, dan akhirnya rontok.
Baca Juga : Tanaman Paria Serta Panduan Cara Menanamnya
Cara Mengatasi Serangan Cendawan
Setelah mengetahui ancaman nyata dari serangan berbagai cendawan patogen, kini Anda perlu tau cara ampuh untuk mengatasi serangan cendawan. Dengan mengetahui cara mengatasi serangan cendawan, maka serangan cendawan bisa terkendali serta tidak menyebabkan infeksi penyakit pada tanaman.
Untuk mengatasi cendawan yang penyebab penyakit pada tanaman, salah satu caranya adalah dengan melakukan aplikasi fungisida. Salah satu fungisida yang ampuh serta cocok untuk mengatasi serangan cendawan / jamur adalah Fungisida Nativo 75 WG.
Fungisida Nativo

Nativo 75 WG adalah produk fungisida unggul kualitas terbaik dari Bayer. Nativo fungisida memiliki bentuk formulasi berupa butiran dan bisa dilarutkan dengan air bening. Pestisida jenis fungisida ini berbahan aktif trifloksistrobin 25 % dan tebukonazol 50 %.
Selain sebagai fungisida, Nativo Bayer juga berfungsi sebagai zpt pada tanaman seperti kentang dan padi. Dan juga obat jamur Nativo ini bisa juga digunakan sebagai bakterisida.
Karakteristik serta keunggulan – keunggulan dari fungisida Nativo yaitu :
· Mampu mengendalikan hampir semua jenis jamur / cendawan penyakit pada tanaman
· Bekerja secara sistemik, sehingga mampu membunuh jamur secara sempurna
· Ampuh dalam mengatasi serangan jamur serta bakteri
· Bersifat protektif, preventif, kuratif, dan eradikatif, serta berguna juga sebagai zpt pada tanaman
· Berbentuk butiran, sehingga mudah tercampur dengan air
· Bisa dicampur dengan pupuk serta perekat pestisida
· Cocok untuk berbagai tanaman, mulai dari tanaman buah, sayur hingga umbi - umbian
· Pertanian Indonesia jual fungisida Nativo 75 WG harga murah kualitas terbaik
· Tersedia dalam kemasan sachet dengan isi bersih 12,5 gram dan 50 gram
Baca Juga : Pestisida Organik Serta Peran Pentingnya Dalam Pertanian
Nativo 75 WG cocok digunakan untuk berbagai tanaman, yaitu semangka, teh, coklat, jagung, kacang hijau, melon, mangga, padi, mentimun, kelapa sawit, kacang panjang, tomat, kacang tanah, apel, bawang merah, apel, anggrek, kopi, dll.
Cara kerja dari fungisida Nativo yaitu bekerja secara sistemik preventif, protektif, kuratif, dan eradikatif. Maksudnya, aplikasi fungisida Nativo mampu digunakan sebagai tindakan pencegahan (preventif), penyembuhan (protektif), perlindungan (kuratif), serta untuk membersihkan ledakan penyakit (eradikatif).
Kandungan bahan aktif Trifloksistrobin pada Nativo mampu meningkatkan proses metabolisme tanaman, sehingga daya tahannya menjadi meningkat serta mampu menangkal serangan penyakit. Sementara, kandungan bahan aktif Tebukonazol bekerja dengan cara mengganggu proses sterol biosintesis pada membran.
Waktu Dan Dosis Aplikasi Fungisida Nativo 75 WG
Seperti yang telah disebutkan, fungisida Nativo ampuh untuk mengatasi penyakit ancaman akibat infeksi jamur. Nah, untuk bisa mendapatkan hasil maksimal dalam mengatasi penyakit akibat jamur Anda harus mengetahui waktu dan dosis aplikasi Fungisida Nativo yang tepat.
Dosis aplikasi fungisida Nativo yang tepat berdasarkan penyakit pada tanaman yaitu :
· Bawang merah : untuk mengatasi infeksi penyakit layu fusarium. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 150 – 200 g/ha
· Jeruk : untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa dan embun tepung. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 200 g/ha
· Anggrek : untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa dan penyakit bercak daun. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 200 g/ha
· Kacang hijau : untuk mengatasi serangan penyakit bercak daun. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 100 – 150 g/ha
· Kacang tanah : untuk mengatasi serangan penyakit karat. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak 150 – 225 g/ha
· Jagung : untuk mengatasi serangan penyakit bulai. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 0,8 – 1,2 g/l
· Cabai merah : untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa dan bercak daun. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 100 – 150 g/ha
· Mangga : untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 200 g/ha
· Kopi : untuk mengatasi serangan penyakit bercak daun coklat dan karat daun. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 1 g/l
· Melon : untuk mengatasi serangan penyakit busuk batang. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 0,75 – 1 g/l
· Karet : untuk mengatasi serangan penyakit bidang sadap. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 200 g/ha
· Krisan : untuk mengatasi serangan penyakit karat. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 150 – 225 g/ha
· Kakao : untuk mengatasi serangan penyakit pembuluh kayu. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 0,25 – 0,5 g/l
· Kedelai : untuk mengatasi serangan penyakit karat. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 100 – 150 g/ha
· Mentimun : untuk mengatasi serangan penyakit embun bulu. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 1 g/l
· Semangka : untuk mengatasi serangan penyakit antraknosa. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 100 – 150 g/ha
· Teh : untuk mengatasi serangan penyakit cacar daun dan bercak coklat. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 200 g/ha
· Apel : untuk mengatasi serangan penyakit embun tepung dan bercak daun. Semprotkan fungisida Nativo dengan volume tinggi dengan dosis sebanyak ± 300 g/ha
Baca Juga : Sayur Buncis Kaya Nutrisi Mudah Dibudidayakan
Waktu aplikasi yang tepat untuk mengaplikasikan Nativo 75 WG adalah pada waktu pagi hari (setelah embun kering atau sebelum panas terik) atau pada waktu sore hari (sekitar pukul 15.00).
Untuk interval waktu penyemprotan, berikan setiap seminggu sekali. Apabila penyakit yang menyerang semakin parah, perbanyak intensitas penyemprotan sesuai dengan rekomendasi penggunaan dosis pada kemasan.
Demikian artikel berjudul Fungisida Nativo Obat Jamur Kualitas Terbaik Untuk Petani ini saya tulis dan sampaikan kepada Anda. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat dan dampak positif untuk Anda.
Apabila masih terdapat hal – hal yang kurang jelas atau ingin Anda tanyakan mengenai artikel kali ini Anda bisa langsung menghubungi Pertanian Indonesia melalui layanan chat di laman web kami atau bisa juga melalui no. telepon 081252271859 (Khusus Layanan WA/SMS). Sekian dan terima kasih.