Petrokum Rodentisida Ampuh Atasi Hama Tikus

Petrokum Rodentisida Ampuh Atasi Hama Tikus. 081252271859 WA/SMS Pertanian Indonesia. Pertanian Indonesia adalah toko pertanian online yang menyediakan berbagai kebutuhan pertanian dengan kualitas terbaik serta harga murah.

Pertanian Indonesia jual Petrokum rodentisida ampuh untuk mengatasi serangan hama tikus. Kualitas Petrokum 0,005 BB sudah terbukti ampuh dan sangat efektif, sehingga petani tak perlu ragu lagi untuk menggunakan Petrokum.

Hama Tikus

Hama tikus telah menjadi salah satu ancaman nyata untuk petani dalam mendapatkan kualitas hasil panen sempurna. Tak heran jika fenomena kerusakan tanaman padi akibat serangan tikus sudah jadi momok menakutkan untuk petani padi.

Serangan hama tikus tiap tahunnya mampu mengakibatkan kerusakan sebesar 15 hingga 20 persen. Ketika telah lama menyerang, tikus mampu belajar dari tindakan – tindakan yang telah dilakukan sebelumnya sehingga akan lebih sulit untuk dikendalikan.

Tikus memiliki indera penciuman sangat baik, sehingga dengan kemampuannya ini mampu mendeteksi betina dalam masa berahi, mengenali jejak tikus dalam kelompoknya, serta menandai wilayahnya.

Serangan hama tikus biasanya terjadi pada malam hari. Ketika siang hari, mereka biasanya lebih memilih untuk bersembunyi di dalam lubang yang mereka buat di sawah, saluran irigasi, dll.

Hama ini biasanya menyerang bagian akar dan batang tanaman, bahkan bagian yang terserang tersebut bisa menjadi habis tak bersisa dan lama – lama akan mati.

Hewan pengerat ini akan memenuhi kebutuhan hidupnya dengan mengerat batang tanaman dengan perbandingan 5 : 1, yaitu sebanyak 5 batang tanaman digunakan untuk mengasah giginya sedangkan 1 batang lainnya dimakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Beberapa spesies dari hewan ini merupakan tipe sangat sosial, namun terdapat juga beberapa tipe sangat soliter. Dalam setahun, betina mampu beranak selama beberapa kali. Pada daerah dengan suhu hangat, sangat terjadi perkawinan sepanjang tahun.

Namun meskipun rata – rata usia hidup dari setiap generasi tak lebih dari 2 tahun, potensi reproduksi yang dimiliki dari tikus sangat tinggi dan bisa menyebabkan populasinya bertambah secara cepat lalu menurun secara drastis apabila sumber makanannya telah habis. Hal ini sering terlihat dalam siklus 3 atau 4 tahun.

Hewan ini bisa ditemukan di hampir seluruh belahan dunia, kecuali pada Antartika dan pulau – pulau yang banyak terletak di tengah samudera. Mereka mampu menempati berbagai daerah dengan ekosistem berbeda, mulai dari hutan tropis hingga tundra.

Selain itu, terdapat pula beberapa spesies yang mampu hidup di dalam tanah, di atas pepohonan, dan semiakuatik.

Baca Juga : Benih Bawang Merah Hibrida Unggulan Petani

Usaha Pengendalian Hama Tikus

Kerugian dari kerusakan akibat serangan tikus cukup luas dan hampir selalu terjadi pada setiap musim. Baik pada fase vegetatif maupun generatif, serangan hewan pengerat ini tetap bisa terjadi.

Secara umum, tak kurang dari 150 jenis hama tikus di Indonesia yang menyebabkan kerusakan pada tanaman. Dalam mengendalikan serangan hama tersebut, terdapat beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasinya.

Beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi serangan hama tikus yaitu :

·         Melakukan sanitasi habitat

Cara ini dilakukan dengan membersihkan semak – semak serta gulma pada saluran irigasi, jalan sawah, parit, pematang, dll.

·         Melakukan proses penanaman dan panen secara serempak

Untuk menggunakan cara ini, pastikan dalam satu hamparan selisih waktu tanam serta panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut bertujuan untuk membatasi tersedianya pakan secara generatif

·         Gropyokan

Gropyokan merupakan gerakan serentak yang dilakukan secara bersama – sama. Cara melakukan gropyokan yaitu bisa berupa pemukulan, penggalian sarang, pengoboran, penjeratan, perburuan dengan anjing, dsb.

·         Meminimalisir ukuran pematang sawah

Buat pematang sawah yang rendah dengan lebar tidak lebih dari 30 cm agar pematang sawah tersebut tidak menjadi sarang bagi tikus.

·         Melakukan fumigasi

Fumigasi merupakan cara pengendalian dengan melakukan pengasapan celah / sarang tikus. Setelah melakukan fumigasi, tutupi lubang / sarang agar hewan pengerat ini segera mati.

·         Menggunakan musuh alami

Predator – predator seperti burung hantu, ular, elang, kucing, anjing, dll bisa dimanfaatkan untuk mengatasi serangan tikus. Binatang – binantang predator tersebut harus dilestarikan agar populasi hama pengganggu menjadi berkurang.

·         Memanfaatkan jangkrik

Ketika malam hari, jangkrik biasanya akan mulai mengeluarkan bunyi. Bunyi ini sangat mengganggu pendengaran tikus, sehingga dengan memelihara jangkrik bisa mengusir hewan pengerat ini

·         Menggunakan cara kimiawi, yaitu dengan menggunakan rodentisida

Menggunakan cara kimiawi dengan menggunakan rodentisida adalah salah satu cara cukup efektif apabila tingkat serangan hama cukup tinggi.

Rodentisida


Seperti pada uraian diatas, penggunaan rodentisida menjadi salah satu cara yang dipilih petani untuk mengatasi serangan hama tikus. Rodentisida adalah salah satu jenis pestisida yang digunakan untuk mengatasi serangan hama berupa hewan pengerat, seperti tupai, landak, tikus, dll.

Beberapa produk rodentisida akan mematikan target setelah sekali terpapar, sementara lainnya akan mematikan target setelah beberapa kali. Hewan pengerat umumnya enggan memakan makanan dari sumber tidak diketahui.

Hewan – hewan pengerat tersebut lebih menyukai untuk mengambil sampel, menunggu, serta mengamati bahwa hal tersebut membuat mereka sakit ataupun tidak. Fenomena rasa malu akibat racun ini adalah salah satu alasan mengapa bahwa rodentisida hanya akan membunuh setelah beberapa dosis.

Baca Juga : Tanaman Kangkung Kaya Nutrisi Potensi Untung Menjanjikan

Kelas – Kelas Rodentisida

Dalam rodentisida, terdapat beberapa kelas – kelas didalamnya. Beberapa contoh kelas – kelas rodentisida diantaranya  yaitu :

·         Antikoagulan

Antikoagulan disebutkan sebagai rodentisida kronis (kematian terjadi pada waktu sekitar 1 atau 2 minggu setelah target mengkonsumsi dengan dosis mematikan), rodentisida dosis tunggal atau dosis ganda.

Jenis ini bekerja dengan cara memblokir siklus vitamin K secara efektif, sehingga berakibat pada ketidakmampuan dalam menghasilkan faktor pembekuan darah esensial, terutama faktor koagulasi VII (proconvertin) dan koagulasi II (protrombin).

Manfaat utama dari antikoagulan dibandingkan dengan jenis lainnya adalah waktu yang dibutuhkan untuk menyebabkan kematian pada hama tikus tidak mengasosiasikan tingkat kerusakan akibat kebiasaan makannya.

Antikoagulan generasi pertama biasanya memiliki waktu paruh eliminasi pendek, memerlukan konsentrasi lebih tinggi, dan kurang beracun jika dibandingkan dengan antikoagulan generasi kedua.

Untuk antikoagulan generasi kedua, cukup beracun dibandingkan dengan antikoagulan generasi pertama. Antikoagulan generasi kedua ini biasanya diterapkan dengan dosis konsentrasi lebih rendah dalam umpan (± 0,001 % - 0,005 %).

Generasi kedua antikoagulan ini mampu membunuh setelah target menelan umpan tunggal dan cukup efektif melawan hewan pengerat yang cukup resisten terhadap antikoagulan generasi pertama. Dengan begitu, antikoagulan generasi kedua terkadang juga disebut sebagai “superwarfarins”.

·         Hiperkalsemia

Vitamin D2 dan D3 digunakan sebagai rodentisida. Vitamin tersebut beracun untuk hewan pengerat karena mampu mempengaruhi homeostasis fosfat dan kalsium dalam tubuh. Vitamin D sangat penting meskipun dalam jumlah kecil, dan akan menyebabkan keracunan dalam dosis lebih besar sehingga menyebabkan hipervitaminosis D.

Apabila tingkat keracunan cukup parah (dosis toksin cukup tinggi), hal tersebut bisa menyebabkan kematian.

Pada hewan pengerat yang telah mengkonsumsi umpan rodentisida, hal itu akan menyebabkan hiperkalsemia, meningkatkan kadar kalsium, memobilisasi kalsium yang telah difiksasi tulang matriks dalam bentuk terionisasi yang bersirkulasi terlarut dalam plasma darah.

Setelah mulai menelan dalam dosis mematikan, kadar kalsium bebas menjadi lebih besar sehingga bagian – bagian seperti paru – paru, pembuluh darah, ginjal, dll mengalami mineralisasi yang mengarah lebih jauh dan menjadi pendarahan serta gagal ginjal.

Hal ini dianggap sebagai dosis tunggal dan kumulatif (tergantung sesuai penggunaan dosis konsentrasi, dosis dengan konsentrasi umpan 0,075 % merupakan dosis cukup mematikan bagi sebagian besar hewan pengerat setelah asupan tunggal porsi lebih besar dari umpan) atau sub kronis (kematian umumnya terjadi pada beberapa hari atau minggu setelah hewan pengerat menelan umpan).

Konsentrasi yang diberikan sebesar 0,075 % cholecalciferol (3,000,000 IU /g) serta 0,1 % ergocalciferol (4,000,000 IU / g) apabila digunakan sendiri mampu membunuh dan membasmi hewan pengerat.

·         Fosfida logam

Fosfida logam telah dijadikan sebagai sebuah alat untuk membunuh hewan pengerat serta dianggap sebagai jenis rodentisida dimana bekerja dengan dosis tunggal (umumnya kematian target sasaran terjadi dalam kurun  waktu 1 – 3 hari setelah menelan umpan tunggal).

Umpan yang terdiri dari berupa fosfida dan makanan ditinggalkan pada tempat tinggal hewan pengerat, sehingga mereka nantinya akan bisa memakan fosfida logam. Lalu, sistem pencernaan hewan pengerat akan bereaksi dengan fosfida logam dan menghasilkan gas fosfin yang beracun.

Metode pengendalian menggunakan cara ini bisa digunakan pada berbagai tempat hewan pengerat yang resisten terhadap beberapa antikoagulan, terutama untuk pengendalian tikus rumahan dan lapangan.

Metode penggantian rodentisida menggunakan mode berbeda ini memberikan pemusnahan aktual atau hampir 100 persen dari jumlah populasi hewan pengerat di daerah tersebut jika penerimaan umpan cukup baik (langsung dimakan oleh hewan pengerat).

·         Kombinasi

Pada beberapa Negara, rodentisida memiliki 3 komponen tetap. 3 komponen tersebut yaitu vitamin D + antikoagulan + antibiotik. Kumpulan antikoagulan generasi kedua dengan vitamin D dan atau antibiotik dianggap cukup efektif bahkan terhadap sebagian besar hewan pengerat yang cukup resisten.

Petrokum


Petrokum 0,005 BB adalah produk rodentisida unggul produksi dari PT Petrokimia Kayaku, Tbk (anak perusahaan dari PT Petrokimia Gresik). Racun tikus Petrokum termasuk dalam golongan rodentisida antikoagulan dan berbentuk blok berwarna hijau kebiru – biruan.

Racun tikus Petrokum berbahan aktif Brodifakum (brodifacoum) 0,005 %. Petrokum Brodifakum memberikan banyak manfaat untuk petani, sehingga sangat menguntungkan.

Manfaat dan keunggulan dari penggunaan rodentisida Petrokum yaitu :

·         Biaya aplikasi rendah

·         Tidak berbahaya untuk hewan ternak

·         Tidak menyebabkan jera umpan pada hama tikus

·         Petrokum mudah untuk diaplikasikan

·         Petrokum aman terhadap predator alami, sehingga petani menjadi untung

·         Petrokum ramah terhadap lingkungan

·         Aplikasi Petrokum pada hama tikus cukup dilakukan sebanyak 2 kali selama 1 tahun

·         Bisa ditempatkan pada tempat seperti gudang, selokan, ladang, sawah, rumah, rumah sakit, toko, dll

Baca Juga : Cabe Imola F1 Unggulan Petani Cabai Indonesia

Cara Aplikasi Petrokum

Petrokum bisa diaplikasikan pada tanaman menggunakan beberapa cara pada tanaman. Untuk menggunakan Petrokum, caranya yaitu pertama pastikan Anda menggunakan sarung tangan dan perlengkapan lainnya agar tidak terkontaminasi oleh Petrokum.

Setelah menggunakan peralatan lengkap, potong – potong Petrokum sesuai kebutuhan dengan menggunakan sarung tangan. Langkah selanjutnya, ambil Petrokum secukupnya (sesuai dosis pada kemasan). Petrokum pun siap untuk ditebarkan di tempat – tempat yang sering dilalui oleh tikus, mulai dari ladang, sawah, rumah, toko, dll.

Petrokum cocok diaplikasikan pada beberapa tanaman yang sering terserang oleh hama tikus. Beberapa tanaman yang cocok untuk diberikan aplikasi rodentisida Petrokum diantaranya yaitu :

·         Padi

Untuk mengatasi serangan tikus sawah (Rattus argentiventer). Berikan dengan dosis pengumpanan sebanyak ± 1 – 2 kg per ha.

·         Kelapa sawit

Untuk mengatasi serangan tikus belukar (Rattus tiomanicus). Berikan dengan dosis pengumpanan sebanyak ± 1 – 2 kg per ha.

Hal – hal Yang Perlu Menjadi Catatan Dalam Menggunakan Petrokum

Dalam menggunakan rodentisida Petrokum, terdapat beberapa hal yang perlu menjadi catatan dalam mengaplikasikannya. Hal – hal penting dalam menggunakan Petrokum diantaranya yaitu :

·      Baca petunjuk penggunaan Petrokum terlebih dahulu pada kemasan sebelum menggunakan Petrokum racun tikus

·        Ketika mulai mengaplikasikan Petrokum, selalu gunakan sarung tangan saat mulai membuka wadah serta memasang umpan beracun

·         Jangan biarkan anggota keluarga serta hewan peliharaan yang Anda miliki memasuki daerah tempat Anda meletakkan umpan Petrokum.

·  Bersihkan alat serta pakaian pelindung dengan air serta sabun setelah selesai mengaplikasikan Petrokum

·        Petrokum produk Petrokayaku tersedia dengan harga murah di toko Pertanian Indonesia

·        Petrokum tersedia dalam kemasan sachet isi bersih 100 gram

·   Jangan minum, makan, ataupun merokok ketika sedang mengaplikasikan Petrokum agar terhindar dari hal – hal yang tidak diinginkan

Baca Juga : Buah Tomat Kaya Nutrisi Potensi Untung Menjanjikan

Demikian artikel berjudul Petrokum Rodentisida Ampuh Atasi Hama Tikus ini saya tulis serta sampaikan kepada Anda. Semoga artikel ini bisa memberikan manfaat dan berdampak positif untuk Anda semua.

Apabila masih terdapat hal – hal yang kurang jelas atau ingin Anda tanyakan langsung saja hubungi Pertanian Indonesia melalui layanan chat pada laman web kami atau melalui no. telepon 081252271859 (Khusus Layanan WA/SMS). Salam sukses dan sampai jumpa pada artikel lainnya.